Kerajaan Islam Nusantara Abad XVI dan XVII

Drs. M. Yahya Harun telah mengarang sebuah buku berjudul “Kerajaan Islam Nusantara Abad XVI dan XVII” yang diterbitkan PT. KURNIA KALAM SEJAHTERA Yogyakarta.

Adapun kerajaan-kerajaan yang dibahas dalam buku ini adalah :

  1. Aceh Darussalam
  2. Mataram
  3. Banten
  4. Palembang
  5. Ternate
  6. Tidore
  7. Makassar
  8. Banjar
  9. Jambi

Kerajaan Aceh Darussalam

Menurut buku ini, Aceh Darussalam berdiri pada tanggal 12 Zulqaidah 916 H / 1511 M, bersamaan dengan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Kerajaan Aceh melepaskan diri dari Pidie pada masa Sultan Ali Mughayatsyah dan kemudian menguasai Pasai, Daya dan Pidie sendiri. Sultan Ali Mughayatsyah alias Sultan Ibrahim dianggap pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.

Kekuasaan Aceh melebar pada masa penggantinya, Sultan Alauddin Riayat Syah :

  1. Barus, diperintah oleh suami saudara perempuannya.
  2. Aru diperintah putranya Sultan Ghari.
  3. Pariaman diperintah putranya Sultan Mughal.

Kerajaan Mataram

Menurut buku ini, Mataram didirikan oleh Ki Gede Ngenis yang populer dengan nama Ki Ageng Pamanahan pada akhir abad 16 di hutan yang tumbuh di atas puing-puing Mataram Hindu. Pada masanya, Mataram masih takluk ke Pajang. Tetapi, putranya Ngabehi Loring Pasar yang diberi gelar oleh Sultan Pajang Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama, tidak seba/sowan ke Pajang. Serbuan Pajang ke Mataram digagalkan oleh meletusnya Gunung Merapi.

Perkembangan Mataram pada masa Senopati:

  1. Tahun 1588, menaklukkan Pajang dan Demak (senopati kemudian mendapatkan gelar Panembahan).
  2. Tahun 1590 : Madiun.
  3. Tahun 1599 : Jepara (Kalinyamat)

Perkembangan Mataram pada masa Den Mas Rangsang alias Sultan Agung :

  1. 1615 : Wirasaba.
  2. 1616 : Lasem
  3. 1617 : Pasuruan
  4. 1619 : Tuban
  5. 1624 : Madura
  6. 1625 : Surabaya
  7. 1636 : Giri
  8. 1639 : Blambangan

Pada tahun 1755, Mataram dibagi atas Yogyakarta yang dipimpin Hamengkubuwono dan Surakarta di bawah Pakubuwono.

Komentar